Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

my world

Cuaca hari nie . . . .???

Sabtu, 30 April 2011

zat pengawet alami

Chitosan, Pengawet Alami Pengganti Formalin! 



Jakarta - Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan sebuah perusahaan swasta CV Dinar mulai memproduksi chitosan sebagai bahan pengawet makanan pengganti formalin.
"Saat ini CV Dinar baru bisa memproduksi chitosan dengan kapasitas antara 100-300 kilogram per hari," kata Kepala Humas IPB Agus Lelanadi Bogor, hari ini.
Ia menjelaskan, chitosan adalah bahan alami sebagai pengawet makanan yang ditemukan para ilmuwan dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB.
Bahan alami pengawet makanan tersebut dapat menjadi alternatif pengganti formalin yang secara salah telah dipakai untuk pengawet makanan.
Chitosan merupakan produk turunan dari polimer chitin, yakni produk samping (limbah) dari pengolahan industri perikanan, khususnya udang dan rajungan.
Produksi chitosan dalam skala relatif besar mulai diujicobakan CV Dinar yang berlokasi di sebuah kawasan nelayan di Jl Raya Dadap, Tangerang Banten yang telah disaksikan langsung oleh Linawati Hardjito, Ketua Departemen THP FPIK-IPB.
Sementara itu pemilik CV Dinar, R Dody Timur Wahjuadi menjelaskan bahwa nantinya chitosan akan dipasarkan dalam bentuk larutan, dan bukan dalam bentuk serbuk.
"Produksi ini masih bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan dan ketersediaan bahan baku berupa limbah rajungan atau kerang," ujarnya.
Proses pembuatan chitosan itu sendiri dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni pengeringan bahan baku mentah chitosan (rajungan), penggilingan, penyaringan, deproteinasi, pencucian dan penyaringan, deminarisasi (penghilangan mineral Ca), pencucian, deasilitilisasi, pengeringan, dan selanjutnya akan terbentuk produk akhir berupa chitosan.
Menurut Dody, dari hasil pertemuan dengan Menteri Kesehatan Rabu (11/1) di Jakarta, Menkes menyatakan kesediaannya untuk menyiapkan legalitas penggunaan bahan alami pengganti formalin itu, dan produk chitosan akan dipasarkan dalam waktu dekat ini.
Selain chitosan, sejak tahun 2003 CV Dinar bekerjasama dengan IPB telah menghasilkan produk olahan rumput laut yang disebut karagenan.
"Keragenan adalah bahan alami pembentuk gel yang dapat digunakan untuk mengenyalkan bakso dan mie basah sebagai bahan alternatif yang aman pengganti borax," kata Dr Linawati Hardjito dari Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB.
Karagenan dihasilkan dari rumput laut Euchema sp yang telah dibudidayakan di berbagai perairan Indonesia.
Dijelaskannya bahwa setiap 1 kilogram bakso membutuhkan 0,5 - 1,5 gram karagenan untuk mengenyalkannya. Di pasaran 0,5 - 1,5 gram karagenan dijual dengan harga Rp750 sampai Rp900.
"Karagenan dalam industri sering dijadikan bahan campuran kosmetik, obat-obatan, es krim, susu, kue, roti dan berbagai produk makanan," tuturnya.
Dikatakan, pengembangan obat dari laut juga menjadi salah satu produk unggulan kerjasama IPB - CV Dinar. Berbagai bahan obat dan suplemen (nutraceutical) yang sedang dikembangkan adalah antimikroba (pengawet), antipenuaan, antitumor/antikanker, antikolesterol, dan bahan kosmetik (tabir surya, pewarna alami).
Dalam upaya pengembangan produk lebih lanjut, IPB juga menjalin kerjasama dengan Virginia Polytechnic Institute & State University, Amerikan Serikat (AS), khususnya untuk penentuan struktur kimia bahan obat/suplemen, dan kerjasama itu berlangsung dari 2003 hingga 2008.
Linawati berharap komersialisasi chitosan dan karagenan sebagai pengganti formalin dan borax dapat meningkatkan kontribusi CV Dinar dan IPB dalam meningkatkan perekonomian nelayan serta mencerdaskan putra-putri mereka.
"Dalam penyediaan bahan baku, IPB dan CV Dinar melibatkan ratusan nelayan yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia," katanya.(iis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar